Tampilkan postingan dengan label Hamil. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Hamil. Tampilkan semua postingan

Pantangan Ibu Hamil Penderita Tuberkolosis

8:44:00 PM 0
Insiden (angka kejadian) tuberkolosis pada wanita hamil di Inggris (United Kingdom) diperkirakan sebesar 4,2 per 100000 maternal pada tahun 2005–2006.

Sebenarnya hampir tidak ada pantangan bagi wanita hamil penderita tuberkolosis. Semua jenis obat tuberkolosis yaitu : rifampicin, isoniazid, ethambutol, dan pyrazinamide boleh dikonsumsi selama masa kehamilan. Untuk streptomycin tidak diberikan dikarenakan efek sampingnya yang dapat meracuni bayi, terutama berbahaya bagi pendengaran (ototoxicity). Obat sebagai pencegah efek samping (prophylactic) yaitu pyridoxine dalam dosis 10mg/hari direkomendasikan bersama obat anti tuberkolosis esensial (ATT). ATT meliputi: Isoniazid (H), Rifampicin (R), Ethambutol (E), Pyrazinamide (Z), dan Streptomycin (S) adalah berbagai obat anti tuberkolosis lini pertama yang esensial.

Menyusui bukanlah pantangan bagi wanita hamil penderita tuberkolosis yang diobati dengan obat anti tuberkolosis lini pertama (H, R, E, dan Z) karena konsentrasi obat-obat ini di air susu ibu terlalu kecil untuk memproduksi toksisitas (keracunan) pada janin atau bayi yang baru lahir. Untuk alasan yang sama, berbagai kandungan obat anti tuberkolosis lini pertama (H, R, E, dan Z) yang ada di air susu ibu bukanlah suatu terapi efektif untuk melawan tuberkolosis pada janin atau bayi baru lahir.

Mengonsumsi vitamin juga bukan pantangan bagi wanita hamil penderita tuberkolosis. Justru wanita yang sedang hamil dan menyusui yang sedang diobati dengan isoniazid sebaiknya juga mengonsumsi suplementasi pyridoxine (vitamin B6) dengan dosis sebanyak 10-25 mg per hari. Janin atau bayi baru lahir takkan dapat terinfeksi oleh ibu melalui air susu ibu (ASI), kecuali ibunya menderita tuberculous mastitis.

Banyaknya efek tuberkolosis pada kehamilan tidak lantas banyak pula pantangan bagi wanita hamil penderita tuberkolosis. Berbagai efek tuberkolosis pada kehamilan sering dijumpai pada periode perinatal, meskipun hal ini masih sangat kontroversial. Berdasarkan hasil riset di Norwegia, terungkap bahwa ada angka kejadian (incidence) keracunan kehamilan (pre eclampsia), pendarahan setelah melahirkan (postpartum haemorrhage), dan kesulitan mendapatkan tenaga kerja / perawat (difficult labour) yang lebih tinggi pada wanita hamil yang menderita tuberkolosis jika dibandingkan dengan subjek kontrol (wanita hamil yang tidak menderita tuberkolosis).

Meskipun demikian, tuberkolosis jenis extrapulmonary tidak berefek langsung pada ibu hamil. Keluaran perinatal amat tergantung pada apakah tuberkolosis yang diderita itu jenis pulmonary atau extrapulmonary dan juga apakah terlambat didiagnosis saat kehamilan.