Kaum perempuan, ini saatnya untuk
mengucapkan selamat tinggal pada rokok. Meski merokok lebih sedikit dibanding
pria, perempuan ternyata lebih rentan pada efek kerusakan paru akibat zat
karsinogen yang terdapat dalam sebatang rokok.
Kesimpulan tersebut dibuat
berdasarkan penelitian yang dilakukan terhadap 700 pasien kanker paru. Para
peneliti menemukan, meski wanita merokok secara kuantitas lebih sedikit
dibanding pria, ternyata mereka cenderung berusia lebih muda saat didiagnosis
terkena kanker paru.
Penelitian lain yang dilakukan para
ahli dari Universitas Harvard, AS, dan Universitas Bergen di Norwegia terhadap
950 pria dan wanita yang menderita penyakit paru obstruktif kronik (COPD),
penyakit akibat rokok, menemukan hasil yang hampir sama.
Diketahui, pasien COPD wanita
umumnya berusia lebih muda ketika mereka didiagnosis memiliki penyakit
tersebut, dan mereka merokok lebih sedikit dibanding pria. Wanita lebih rentan
terhadap efek kerusakan paru-paru akibat rokok, kata dr Inga-Cecilie Soerheim,
peneliti tamu di Harvard yang hasil penelitiannya dipresentasikan dalam
pertemuan tahunan American Thoraric Society’s.
Tipe kanker paru-paru berbeda
Fakta dari sejumlah penelitian dalam
20 tahun lalu telah menyatakan bahwa perokok wanita lebih rentan terkena kanker
paru-paru dibanding perokok pria.
Soerheim dan rekannya, dr Dawn L
DeMeo, asisten profesor obat-obatan pada Sekolah Harvard Medical dan Brigham
dan Rumah Sakit Wanita di Boston, menemukan bahwa pada tahun 2000, angka
kematian wanita terhadap COPD melebihi pria, meski para peneliti belum
mengetahui alasannya.
Namun, dr Michael Thun, mantan
Direktur Penelitian Epidemiologi di American Cancer Society, tidak menerima
secara cepat teori tesebut. Bukti sebenarnya menunjukkan bahwa wanita dan pria
sama-sama berisiko terkena kanker paru-paru, dengan atau tanpa merokok,
katanya.
Namun, Thun menambahkan, tipe kanker
paru-paru mereka berbeda, mengacu pada daerah paru-paru yang memiliki
kemungkinan bahwa kanker terjadi pada wanita dan pria.
Terkait dengan penelitian baru COPD,
yang menyatakan wanita lebih rentan, Thun berpendapat, ada faktor lain yang
memicu, seperti harapan hidup wanita yang lebih lama. Selain itu, fokus pada
kemungkinan perbedaan jender mungkin dilupakan. Sebaliknya, ia menekankan agar
ahli kesehatan dan masyarakat umum perlu fokus jika merokok adalah kontribusi
terbesar pada kanker paru-paru dan COPD.
Jika mereka berhenti merokok sebelum
berusia 50 tahun, maka sebagian besar risiko tersebut bisa dihindari, ujarnya,
mengutip penelitian yang sudah dipublikasikan. Kemudian ketika mereka berhenti,
wanita dan pria dapat mencari cara lain untuk mengurangi risiko terhadap kanker
paru-paru, seperti menghindari asap rokok.
Menurut American Cancer Society,
kanker paru-paru menjadi penyebab tertinggi terhadap kematian pria dan wanita
di Amerika Serikat. Lebih banyak orang yang meninggal akibat kanker paru-paru
dibanding dengan kanker kolon, serta kombinasi kanker payudara dan prostat.
Sumber : www.doktersehat.com